Senin, 09 Juni 2014
Case #13 - Mimpi darah
Liz mengalami mimpi yang berulang. Saya memintanya untuk menceritakannya, dengan gaya Gestalt, dengan latar waktu saat ini - seperti itulah cara kami mendapatkan klien dan sekarang menggunakan mimpi.
Seperti inilah ceritanya:
Dia sedang berada di dalam kereta, bersama ibunya. Di depan mereka ada dua orang anak laki-laki berbaju hitam yang menggodanya. Dia marah, dan mereka pergi dari situ. Sekarang salah satu dari mereka kencing di sampingku, mengeluarkan darah segar dari ususnya. Lantai di dalam kereta dipenuhi darah segar. Aku takut. Dia hanya berdiri di sana dengan darah terus mengalir darinya. Hal yang sama terjadi dengan bagian tubuh lainnya.
Saat kami tiba di stasiun, kami melihat seorang dokter wanita dengan peralatan lengkap, aku merasa lega di ada di sana.
--
Saya bertanya apa yang dirasakan olehnya, untuk membuatnya terhubung ke tingkat yang lebih dalam.
...rasa takut, perasaan seperti akan mati, kesendirian.
Saat dia berbicara sebagai anak laki-laki itu, dia bilang saya kehilangan energi, lalu dia terjatuh di lantai. Aku tidak bisa merasakan energi kehidupan dan kehangatan di dalam tubuhku.
Saya memintanya untuk merasakan tubuhnya - hal ini akan menghubungkan pengalaman dari mimpinya dengan pengalaman somatiknya saat ini, agar dia bisa lebih mengenal siapa dirinya.
... dia merasakan seperti ada lubang di dadanya. Saya bertanya seberapa hangat tubuhnya saat ini. Dia bilang kalau dia hanya bisa merasakan 30% rasa hangat di tubuhnya.
Saya memberikan timbal balik padanya dengan membawa pengalaman somatik yang pernah dialaminya ke dalam sebuah hubungan.
Menurut saya dia adalah orang yang sangat hangat - bisa dibilang 70%.
Saya bertanya padanya tentang kesenjagan ini(kesenjangan antara rasa hangat yang dirasakan) - dan membuatnya melakukan suatu eksperimen - bisakah dia menaikkan dan menurunkan suhu tubuhnya.
Hal ini akan membantu kami untuk lebih memahami masalah kehangatan ini.
Saat dia menurunkan suhu badannya, dia merasa seperti akan jatuh, merasa badannya sangat berat dan merasa dingin di bagian ususnya.
Dia bilang, kalau sebenarnya dia kadang merasakan sakit di usus kecilnya, seperti ditusuk-tusuk. Dan dia sangat rentan terhadap suhu dingin - juga sulit bernafas saat musim dingin.
...dia merasa tubuhnya sangat berat, lembab, dan sulit bergerak.
Dia mengatakan kalau dia sangat sensitif dan lemah secara fisik. Sulit baginya untuk mendapatkan cukup nutrisi dari makanan - tubuhnya kurus dan perlu mendapatkan suplemen sebagai tambahan. Jika ada yang menyentuhnya, dia akan ketakutan. Dia butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Dia tidak sering berhubungan seks. Dia ingin disentuh seperti layaknya seorang ayah menyentuh anaknya.
Saya memintanya untuk beperan sebagai 'darah' yang ada di dalam mimpinya - agar dia lebih memahami tentang arti kehangatan...
...dia bilang, aku hangat, sangat bersemangat, penuh nutrisi. Anak itu menolakku, aku akan keluar dari tubuhnya, dia tidak memerlukanku.
...dia berbicara tentang bagaimana dia menolak kehidupannya di mana masalah terus terjadi setiap saat, dan dia tidak tidak mengerti alasannya, juga mendengar suara seorang pria yang mengatakan padanya kalau dia harus mati.
Jadi saya bertanya tentang ayahnya...ayahnya selalu menghindar. Dia sangat tertutup, tidak berbicara sama sekali bahkan pada anaknya, dan hanya menonton TV. Wajahnya terlihat tidak ramah. Liz merasa kasihan pada ayahnya, dia bertingkah seperti anak laki-laki hanya untuk melihat ayahnya merasa bahagia dan tersenyum.
Sekarang saat dia sudah dewasa, dia merasa sakit ketika melihat ayahnya. Ayahnya masih memperlakukannya seperti anak kecil, yang mencari ibunya.
Jadi, masalahnya sudah jelas. Sebagai seorang anak, Liz menginginkan kehangatan dari orang tua, dalam hal ini ayahnya, tapi faktanya dirinya sendiri yang berusaha mendapatkan kehangatan itu, walaupun tidak pernah berhasil mendapatkannya. Hal itu terlalu sulit bagi seorang anak, dan itu menguras energi kehidupannya. Sekarang dia tidak punya tempat lagi untuk mendapatkan kehangatan... dia sudah terbiasa memberi lebih banyak hal pada orang lain dari pada menerima. Inilah yang membuantnya selalu bersikap baik pada orang lain dan memiliki sifat keibuan, tapi sebenarnya dia sedang menderita dan merasa kehilangan sesuatu.
Hal ini merupakan bentuk dari penolakan kehidupan, di mana dia sedang bingung karena tidak tahu harus melakukan apa.
Pada titik ini, kami tidak mencarikan jalan keluar untuknya, tapi kami memberikan kesadaran padanya. Dalam teori Gestalt, kesadaran merupakan awal dari perubahan.
Seperti inilah ceritanya:
Dia sedang berada di dalam kereta, bersama ibunya. Di depan mereka ada dua orang anak laki-laki berbaju hitam yang menggodanya. Dia marah, dan mereka pergi dari situ. Sekarang salah satu dari mereka kencing di sampingku, mengeluarkan darah segar dari ususnya. Lantai di dalam kereta dipenuhi darah segar. Aku takut. Dia hanya berdiri di sana dengan darah terus mengalir darinya. Hal yang sama terjadi dengan bagian tubuh lainnya.
Saat kami tiba di stasiun, kami melihat seorang dokter wanita dengan peralatan lengkap, aku merasa lega di ada di sana.
--
Saya bertanya apa yang dirasakan olehnya, untuk membuatnya terhubung ke tingkat yang lebih dalam.
...rasa takut, perasaan seperti akan mati, kesendirian.
Saat dia berbicara sebagai anak laki-laki itu, dia bilang saya kehilangan energi, lalu dia terjatuh di lantai. Aku tidak bisa merasakan energi kehidupan dan kehangatan di dalam tubuhku.
Saya memintanya untuk merasakan tubuhnya - hal ini akan menghubungkan pengalaman dari mimpinya dengan pengalaman somatiknya saat ini, agar dia bisa lebih mengenal siapa dirinya.
... dia merasakan seperti ada lubang di dadanya. Saya bertanya seberapa hangat tubuhnya saat ini. Dia bilang kalau dia hanya bisa merasakan 30% rasa hangat di tubuhnya.
Saya memberikan timbal balik padanya dengan membawa pengalaman somatik yang pernah dialaminya ke dalam sebuah hubungan.
Menurut saya dia adalah orang yang sangat hangat - bisa dibilang 70%.
Saya bertanya padanya tentang kesenjagan ini(kesenjangan antara rasa hangat yang dirasakan) - dan membuatnya melakukan suatu eksperimen - bisakah dia menaikkan dan menurunkan suhu tubuhnya.
Hal ini akan membantu kami untuk lebih memahami masalah kehangatan ini.
Saat dia menurunkan suhu badannya, dia merasa seperti akan jatuh, merasa badannya sangat berat dan merasa dingin di bagian ususnya.
Dia bilang, kalau sebenarnya dia kadang merasakan sakit di usus kecilnya, seperti ditusuk-tusuk. Dan dia sangat rentan terhadap suhu dingin - juga sulit bernafas saat musim dingin.
...dia merasa tubuhnya sangat berat, lembab, dan sulit bergerak.
Dia mengatakan kalau dia sangat sensitif dan lemah secara fisik. Sulit baginya untuk mendapatkan cukup nutrisi dari makanan - tubuhnya kurus dan perlu mendapatkan suplemen sebagai tambahan. Jika ada yang menyentuhnya, dia akan ketakutan. Dia butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Dia tidak sering berhubungan seks. Dia ingin disentuh seperti layaknya seorang ayah menyentuh anaknya.
Saya memintanya untuk beperan sebagai 'darah' yang ada di dalam mimpinya - agar dia lebih memahami tentang arti kehangatan...
...dia bilang, aku hangat, sangat bersemangat, penuh nutrisi. Anak itu menolakku, aku akan keluar dari tubuhnya, dia tidak memerlukanku.
...dia berbicara tentang bagaimana dia menolak kehidupannya di mana masalah terus terjadi setiap saat, dan dia tidak tidak mengerti alasannya, juga mendengar suara seorang pria yang mengatakan padanya kalau dia harus mati.
Jadi saya bertanya tentang ayahnya...ayahnya selalu menghindar. Dia sangat tertutup, tidak berbicara sama sekali bahkan pada anaknya, dan hanya menonton TV. Wajahnya terlihat tidak ramah. Liz merasa kasihan pada ayahnya, dia bertingkah seperti anak laki-laki hanya untuk melihat ayahnya merasa bahagia dan tersenyum.
Sekarang saat dia sudah dewasa, dia merasa sakit ketika melihat ayahnya. Ayahnya masih memperlakukannya seperti anak kecil, yang mencari ibunya.
Jadi, masalahnya sudah jelas. Sebagai seorang anak, Liz menginginkan kehangatan dari orang tua, dalam hal ini ayahnya, tapi faktanya dirinya sendiri yang berusaha mendapatkan kehangatan itu, walaupun tidak pernah berhasil mendapatkannya. Hal itu terlalu sulit bagi seorang anak, dan itu menguras energi kehidupannya. Sekarang dia tidak punya tempat lagi untuk mendapatkan kehangatan... dia sudah terbiasa memberi lebih banyak hal pada orang lain dari pada menerima. Inilah yang membuantnya selalu bersikap baik pada orang lain dan memiliki sifat keibuan, tapi sebenarnya dia sedang menderita dan merasa kehilangan sesuatu.
Hal ini merupakan bentuk dari penolakan kehidupan, di mana dia sedang bingung karena tidak tahu harus melakukan apa.
Pada titik ini, kami tidak mencarikan jalan keluar untuknya, tapi kami memberikan kesadaran padanya. Dalam teori Gestalt, kesadaran merupakan awal dari perubahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar