Jumat, 27 Juni 2014
Case #17 - Masuk melalui cerita yang sudah lama
Jake punya masalah dengan mentalnya. Dia mengalami banyak penderitaan selama hidupnya; dia sudah keluar masuk klinik kesehatan, melakukan berbagai pengobatan, dan terapi untuk berhadapan dengan beban yang menurutnya mustahil untuk dihadapi. Dia selalu merendah, dan tidak cukup percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain; dia sangat pemalu
Dia kemudian ingin menceritakan bagaimana penderitaan yang dialaminya.
Saya langsung memotong pembicaraan. Menurut saya ini adalah cerita lama yang sudah tidak cocok lagi untuknya, kecuali dia ingin mendapatkan belas kasihan, sebagai permintaan maaf untuk dirinya sendiri, atau sebagai pembelaan atas penderitaan yang dialaminya.
Saya bilang padanya kalau saya akan memberinya petunjuk, untuk membedakan hal yang menyenangkan dan hal yang menyakitkan. Saya memintanya untuk melihat sekeliling ruangan, dan mengidentifikasi manakah orang yang merasa senang saat dia melihat pada orang tersebut, dalam skala sangat senang, atau tidak cukup senang.
Lalu saya memintanya untuk membawa orang itu. Dia memilih ahli terapinya, yang berada dalam satu grup yang sama dengannya. Saya memintanya untuk menjelaskan apa yang dia rasakan. Dia bilang dia merasakan kehangatan di dadanya. Saya memintanya untuk menarik nafas. Dia terlihat nyaman, wajahnya terlihat santai.
Lalu saya memintanya untuk membawa satu orang lagi. Dia membawa anggota yang paling muda. Lalu saya memintanya untuk melakukan hal yang sama lagi.
Dia merasa damai dan puas setelah mengalami semua proses ini
Eksperimen ini masuk ke dalam kisah penderitaan yang dialaminya, dan menghubungkan kisah tersebut dengan hal yang membuatnya merasa lebih hidup, dalam hubungannya di masa sekarang.
Di sinilah teori Gestalt bekerja. Akan lebih baik jika saya masuk ke dalam kisah yang dialaminya untuk memberikan suatu konteks tertentu padanya dan memperdalam pemahamannya. Tapi beberapa cerita baru, perlu untuk diceritakan dan didengarkan. Cerita lain yang sudah lama dan tidak diperbaharui hanya akan menjadi pembenaran untuk diri sendiri.
Semua cerita yang kita bawa hingga saat ini, di mana kita memiliki pilihan, merupakan fokus dari teori Gestalt.
Dia kemudian ingin menceritakan bagaimana penderitaan yang dialaminya.
Saya langsung memotong pembicaraan. Menurut saya ini adalah cerita lama yang sudah tidak cocok lagi untuknya, kecuali dia ingin mendapatkan belas kasihan, sebagai permintaan maaf untuk dirinya sendiri, atau sebagai pembelaan atas penderitaan yang dialaminya.
Saya bilang padanya kalau saya akan memberinya petunjuk, untuk membedakan hal yang menyenangkan dan hal yang menyakitkan. Saya memintanya untuk melihat sekeliling ruangan, dan mengidentifikasi manakah orang yang merasa senang saat dia melihat pada orang tersebut, dalam skala sangat senang, atau tidak cukup senang.
Lalu saya memintanya untuk membawa orang itu. Dia memilih ahli terapinya, yang berada dalam satu grup yang sama dengannya. Saya memintanya untuk menjelaskan apa yang dia rasakan. Dia bilang dia merasakan kehangatan di dadanya. Saya memintanya untuk menarik nafas. Dia terlihat nyaman, wajahnya terlihat santai.
Lalu saya memintanya untuk membawa satu orang lagi. Dia membawa anggota yang paling muda. Lalu saya memintanya untuk melakukan hal yang sama lagi.
Dia merasa damai dan puas setelah mengalami semua proses ini
Eksperimen ini masuk ke dalam kisah penderitaan yang dialaminya, dan menghubungkan kisah tersebut dengan hal yang membuatnya merasa lebih hidup, dalam hubungannya di masa sekarang.
Di sinilah teori Gestalt bekerja. Akan lebih baik jika saya masuk ke dalam kisah yang dialaminya untuk memberikan suatu konteks tertentu padanya dan memperdalam pemahamannya. Tapi beberapa cerita baru, perlu untuk diceritakan dan didengarkan. Cerita lain yang sudah lama dan tidak diperbaharui hanya akan menjadi pembenaran untuk diri sendiri.
Semua cerita yang kita bawa hingga saat ini, di mana kita memiliki pilihan, merupakan fokus dari teori Gestalt.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar