Senin, 30 Juni 2014
Case #18 - Liburan singkat
Trudy tinggal bersama paman dan bibinya. Pamannya menganggap kalau minatnya pada bidang psikologi adalah suatu kesalahan, dia juga ditekan oleh pamannya untuk mencari kerja. Pamannya selalu mengkritik Trudy karena terus menghabiskan untuk untuk kegiatan semacam ini, dan memintanya untuk segera menikah sebelum pada umur 26 tahun.
Saat saya bertanya tentang apa yang dia rasakan, dia bilang kalau dia merasakan sakit di bahunya.
Masalah ini berkaitan dengan rasa tanggung jawab yang terlalu berlebihan.
Dan benar saja, dia sangat memikirkan masalah ini. Mencari kerja, kerja yang seperti apa, dan lain-lain. Saya bertanya padanya tentang apa yang ingin dia lakukan - dia bilang terapi. Tapi dia merasa perlu mendapatkan pelatihan, dan pengalaman hidup sebelum memulai terapinya. Saya bertanya kapan dia siap - dia bilang 'saat saya sudah lebih tua'.
Dalam teori Gestalt kami selalu fokus pada suatu masalah secara spesifik, jadi saya bertanya padanya, setua apa? dia bilang 80 tahun.
Jadi, saya bertanya jenis pekerjaan seperti apa yang ingin dia lakukan sebelum mencapai usia tersebut. Dia merasa sulit memikirkannya dengan jelas, karena merasa sangat tertekan.
Jadi saya mengajaknya untuk 'melupakan sejenak' tekanan yang dialaminya, dan melakukan liburan singkat selama 1 menit. Hal ini bertujuan agar dia tetap bisa mengerti maksud dari terapi ini. Saya mengamati sesuatu tentang dirinya, yaitu sesuatu yang memang patut untuk dihargai. Dan saya mengajaknya untuk melakukan hal yang sama.
Hal ini membuatnya lebih dekat dengan saya, di mana saya sangat menghargai dirinya (dia bilang kalau dia tidak pernah mendapat dukungan dan hanya ditekan oleh orang tuanya), dan saya membantunya mencapai kesadaran sensorik. Kami menggunakan prinsip yang disebut 'latar' dalam Gestalt untuk membantu seseorang keluar dari masalahnya.
Yang saya usulkan di sini adalah eksperimen Gestalt.
Dia berusaha untuk lebih santai, tapi sulit baginya untuk melakukan hal itu. Dia tidak bisa membuat dirinya merasakan 'liburan'.
Jadi saya memeriksanya, dan menemukan tempat di bahunya yang terasa sakit, kemudian saya menekannya dengan jari. Ini bukanlah sebuah pijatan, tapi bertujuan untuk membawa kesadarannya pada titik yang paling krusial, dan meningkatkan kesadaran tersebut - dia sudah terbiasa dengan hal ini.
Saat saya melepaskan jari saya, dia akhirnya bisa lepas dari rasa sakit yang dirasakannya.
Lalu kami mencoba 'berlibur' lagi, sebelum membahas lebih jauh situasi dalam pekerjaannya.
Lagi-lagi dia kesulitan melakukan 'liburan' tersebut.
Saya merasa kasihan karena terapi ini terlalu sulit baginya, dan saya khawatir karena mungkin dia tidak akan hidup untuk jangka waktu yang lama jika terus-terusan menekan dirinya sendiri.
Terapi ini membuat kesadarannya untuk terfokus pada gambaran yang lebih besar, dan konsekuensi karena telah memilih hidup dengan begitu banyak tekanan. Hal ini juga memberinya pandangan perspektif bahwa kebiasaan seperti ini akan membawanya ke jalan yang mungkin tidak ingin dia pilih.
Pilihan merupakan hal yang sangat penting dalam teori Gestalt.
Saat saya bertanya tentang apa yang dia rasakan, dia bilang kalau dia merasakan sakit di bahunya.
Masalah ini berkaitan dengan rasa tanggung jawab yang terlalu berlebihan.
Dan benar saja, dia sangat memikirkan masalah ini. Mencari kerja, kerja yang seperti apa, dan lain-lain. Saya bertanya padanya tentang apa yang ingin dia lakukan - dia bilang terapi. Tapi dia merasa perlu mendapatkan pelatihan, dan pengalaman hidup sebelum memulai terapinya. Saya bertanya kapan dia siap - dia bilang 'saat saya sudah lebih tua'.
Dalam teori Gestalt kami selalu fokus pada suatu masalah secara spesifik, jadi saya bertanya padanya, setua apa? dia bilang 80 tahun.
Jadi, saya bertanya jenis pekerjaan seperti apa yang ingin dia lakukan sebelum mencapai usia tersebut. Dia merasa sulit memikirkannya dengan jelas, karena merasa sangat tertekan.
Jadi saya mengajaknya untuk 'melupakan sejenak' tekanan yang dialaminya, dan melakukan liburan singkat selama 1 menit. Hal ini bertujuan agar dia tetap bisa mengerti maksud dari terapi ini. Saya mengamati sesuatu tentang dirinya, yaitu sesuatu yang memang patut untuk dihargai. Dan saya mengajaknya untuk melakukan hal yang sama.
Hal ini membuatnya lebih dekat dengan saya, di mana saya sangat menghargai dirinya (dia bilang kalau dia tidak pernah mendapat dukungan dan hanya ditekan oleh orang tuanya), dan saya membantunya mencapai kesadaran sensorik. Kami menggunakan prinsip yang disebut 'latar' dalam Gestalt untuk membantu seseorang keluar dari masalahnya.
Yang saya usulkan di sini adalah eksperimen Gestalt.
Dia berusaha untuk lebih santai, tapi sulit baginya untuk melakukan hal itu. Dia tidak bisa membuat dirinya merasakan 'liburan'.
Jadi saya memeriksanya, dan menemukan tempat di bahunya yang terasa sakit, kemudian saya menekannya dengan jari. Ini bukanlah sebuah pijatan, tapi bertujuan untuk membawa kesadarannya pada titik yang paling krusial, dan meningkatkan kesadaran tersebut - dia sudah terbiasa dengan hal ini.
Saat saya melepaskan jari saya, dia akhirnya bisa lepas dari rasa sakit yang dirasakannya.
Lalu kami mencoba 'berlibur' lagi, sebelum membahas lebih jauh situasi dalam pekerjaannya.
Lagi-lagi dia kesulitan melakukan 'liburan' tersebut.
Saya merasa kasihan karena terapi ini terlalu sulit baginya, dan saya khawatir karena mungkin dia tidak akan hidup untuk jangka waktu yang lama jika terus-terusan menekan dirinya sendiri.
Terapi ini membuat kesadarannya untuk terfokus pada gambaran yang lebih besar, dan konsekuensi karena telah memilih hidup dengan begitu banyak tekanan. Hal ini juga memberinya pandangan perspektif bahwa kebiasaan seperti ini akan membawanya ke jalan yang mungkin tidak ingin dia pilih.
Pilihan merupakan hal yang sangat penting dalam teori Gestalt.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar