Senin, 21 Juli 2014
Case #23 - Ayah pemabuk
Mary memiliki masalah dengan ayahnya.
Awalnya saya menghabiskan waktu untuk mencoba menjalin suatu hubungan dengannya. Saya mengatakan pandangan saya tentang dirinya - antusias, terbuka, dan saat saya meresponnnya, dia bersikap hangat.
Saya meminta pendapatnya tentang diri saya. Dia merasa santai, karena menganggap saya adalah orang yang ramah.
Saya menanyakan perbedaan dan persamaan antara saya dan ayahnya.
Perbedaannya: ayahnya selalu komplain karena dia menghabiskan banyak uang; ayahnya terus-terusan minum, dan dia merasa khawatir.
Persamaannya: ayahnya juga mendukungnya, dan memberinya semangat, sama seperti saya.
Dia mengatakan kalau ibunya sangat mempercayainya, buktinya ibunya bercerita padanya ketika punya masalah dan keluhan tentang sang ayah.
Saya memintanya untuk mengidentifikasi apa yang dirasakan oleh tubuhnya. dia merasa seperti tertusuk di dadanya, tekanan di punggung dan lehernya, serta rasa sesak di perutnya. Kami bercerita selama beberapa saat.
Lalu saja memposisikan diri saya sebagai ayahnya, dan membayangkan apa yang mungkin akan dikatakan oleh seorang ayah.
Sebagai ayahnya saya berkata:
-'Saya ingin kamu mundur; pilihan yang saya buat adalah keputusanku sendiri; urusi saja kehidupanmu sendiri'.
-'Saya ingin kamu mengerti bahwa kami punya cara sendiri untuk melakukan sesuatu, tolong jangan menggganggu hubungan kami.'
-'Jika ibumu mengeluh padamu tentang diri saya, kamu harus mundur, dan bilang padanya kalau kamu tidak ingin mendengar hal itu.'
Setelah beberapa pernyataan yang saya berikan kepadanya berkaitan dengan perasaannya, dia mengatakan kalau dia merasa lega.
Pada akhirnya, saya memintanya untuk menarik nafas dalam-dalam dan merasakan kelegaan tersebut.
Dia ingin membahas masalah lain yang berkaitan dengan ayahnya, tapi saya memintanya untuk berhenti, dan hanya perlu merasakan kelegaan ini untuk beberapa saat.
-
Saya mengawali proses ini dengan membahas masalah hubungan, di mana saya tahu bahwa yang menjadi pokok masalah di sini adalah ayahnya, dan saya ingin mencari tahu cara seperti apa yang bisa membuat saya berada dalam posisi seperti itu. Dengan melakukan hal seperti itu, saya bisa dengan mudah melihat seperti apa masalah yang terjadi, dan sekaligus merasakannya.
Perbedaan dan persamaan tidak hanya membantu menjelaskan suatu hubungan, dan membedakan antara saya dan ayahnya, tapi juga memberikan titik temu suatu masalah, dan kunci untuk membangun mutualitas antara kami.
Sangat jelas terlihat, kalau Mary mengalami masalah parentifikasi(kedaan di mana anak harus berperan sebagai orang tua) dalam keluarganya, dan ini tidaklah baik.
Jadi dengan membayangkan posisi ayahnya, saya bisa menyampaikan pesan, yang bisa memberi dampak padanya. Hal ini serupa dengan pernyataan konstelasi keluarga.
Buktinya, terdapat beberapa masalah seperti alkohol, tapi kami tidak bisa mengatasinya sekaligus, dan yang jelas dia (Mary) harus berhenti menyadarkan ayahnya. Dengan mendengarkan perkataan ayahnya dia bisa mundur selangkah, dan fokus pada kebutuhannya sendiri.
Rasa lega merupakan indikasi kalau kita berada pada arah yang benar. Pemeriksaan secara somatik dapat memastikan saya memiliki dasar untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan kemudian mencari arah untuk perubahan.
Awalnya saya menghabiskan waktu untuk mencoba menjalin suatu hubungan dengannya. Saya mengatakan pandangan saya tentang dirinya - antusias, terbuka, dan saat saya meresponnnya, dia bersikap hangat.
Saya meminta pendapatnya tentang diri saya. Dia merasa santai, karena menganggap saya adalah orang yang ramah.
Saya menanyakan perbedaan dan persamaan antara saya dan ayahnya.
Perbedaannya: ayahnya selalu komplain karena dia menghabiskan banyak uang; ayahnya terus-terusan minum, dan dia merasa khawatir.
Persamaannya: ayahnya juga mendukungnya, dan memberinya semangat, sama seperti saya.
Dia mengatakan kalau ibunya sangat mempercayainya, buktinya ibunya bercerita padanya ketika punya masalah dan keluhan tentang sang ayah.
Saya memintanya untuk mengidentifikasi apa yang dirasakan oleh tubuhnya. dia merasa seperti tertusuk di dadanya, tekanan di punggung dan lehernya, serta rasa sesak di perutnya. Kami bercerita selama beberapa saat.
Lalu saja memposisikan diri saya sebagai ayahnya, dan membayangkan apa yang mungkin akan dikatakan oleh seorang ayah.
Sebagai ayahnya saya berkata:
-'Saya ingin kamu mundur; pilihan yang saya buat adalah keputusanku sendiri; urusi saja kehidupanmu sendiri'.
-'Saya ingin kamu mengerti bahwa kami punya cara sendiri untuk melakukan sesuatu, tolong jangan menggganggu hubungan kami.'
-'Jika ibumu mengeluh padamu tentang diri saya, kamu harus mundur, dan bilang padanya kalau kamu tidak ingin mendengar hal itu.'
Setelah beberapa pernyataan yang saya berikan kepadanya berkaitan dengan perasaannya, dia mengatakan kalau dia merasa lega.
Pada akhirnya, saya memintanya untuk menarik nafas dalam-dalam dan merasakan kelegaan tersebut.
Dia ingin membahas masalah lain yang berkaitan dengan ayahnya, tapi saya memintanya untuk berhenti, dan hanya perlu merasakan kelegaan ini untuk beberapa saat.
-
Saya mengawali proses ini dengan membahas masalah hubungan, di mana saya tahu bahwa yang menjadi pokok masalah di sini adalah ayahnya, dan saya ingin mencari tahu cara seperti apa yang bisa membuat saya berada dalam posisi seperti itu. Dengan melakukan hal seperti itu, saya bisa dengan mudah melihat seperti apa masalah yang terjadi, dan sekaligus merasakannya.
Perbedaan dan persamaan tidak hanya membantu menjelaskan suatu hubungan, dan membedakan antara saya dan ayahnya, tapi juga memberikan titik temu suatu masalah, dan kunci untuk membangun mutualitas antara kami.
Sangat jelas terlihat, kalau Mary mengalami masalah parentifikasi(kedaan di mana anak harus berperan sebagai orang tua) dalam keluarganya, dan ini tidaklah baik.
Jadi dengan membayangkan posisi ayahnya, saya bisa menyampaikan pesan, yang bisa memberi dampak padanya. Hal ini serupa dengan pernyataan konstelasi keluarga.
Buktinya, terdapat beberapa masalah seperti alkohol, tapi kami tidak bisa mengatasinya sekaligus, dan yang jelas dia (Mary) harus berhenti menyadarkan ayahnya. Dengan mendengarkan perkataan ayahnya dia bisa mundur selangkah, dan fokus pada kebutuhannya sendiri.
Rasa lega merupakan indikasi kalau kita berada pada arah yang benar. Pemeriksaan secara somatik dapat memastikan saya memiliki dasar untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan kemudian mencari arah untuk perubahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar