Minggu, 06 Juli 2014
Case #19 - Daya tarik dan batasan
Dee adalah seorang wanita muda yang bercerita tentang ketakutannya. Saya bisa apa yang kau takutkan? Dia bilang, pria. Saya meminta penjelasan lebih lanjut darinya. Dia menjelaskan kalau dia menginginkan perhatian dari pria, tapi di sisi lain dia ketakutan.
Saya menunjukkan padanya bahwa meskipun saya adalah seorang ahli terapi dan guru, saya tetaplah seorang pria. Dia bilang, ya, tapi saya rasa anda bukan tipe pria yang saya takutkan.
Saya terfokus untuk membawa masalah ini ke dalam suatu hubungan. Saya ingin menggunakan diri saya sendiri sebagai instrumen dalam proses untuk mencapai kesadaran yang lebih baik dan mengembangkan pengalaman dalam hubungan.
Saya mengatakan kalau saya seorang pria, agar bisa melihat responnya.
Dia bilang kalau dia merasa takut. Karena mungkin saja saya bisa menemukan daya tarik dalam dirinya.
Apa yang salah dengan hal itu?
Karena saya mungkin saja akan jatuh cinta padanya, dan itu akan menyebabkan situasi rumit yang tidak dia inginkan.
Jadi saya memintanya untuk mengatakan ini secara langsung pada saya 'saya tidak ingin anda jatuh cinta pada saya, saya tidak siap untuk hal itu'.
Dia merasa lebih baik setelah menyatakan hal itu sebagai batasan dirinya.
Lalu saya menceritakan pengalaman saya. Saya bilang - Saya juga tidak ingin jatuh cinta dengan anda. Saya menemukan hal menarik dari anda, dan hal itu berada dalam batasan diri anda dan juga saya.
Lalu saat kami bercakap-cakap, saya mengatakan tentang bagaimana saya menemukan sisi menarik dari dirinya, dan seperti apa pandangannya tentang sisi menarik tersebut. Dia ingin mendapat perhatian, tapi di saat yang sama juga merasa takut.
Jadi saya mencoba untuk menjelajahi masalah ini dengan cara yang lebih aman, agar dia bisa mendapatkan pengalaman ketika mengalami hal yang baik, pengalaman ketika mampu menemukan batasan-batasan dirinya lalu menunjukkan batasan-batasan tersebut, dan pengalaman yang berkaitan dengan daya tarik dirinya.
Dia merasa malu pada beberapa bagian dalam diskusi ini, jadi saya merubah arah pembicaraan agar terfokus pada saya, dan pengalaman saya. Saya bilang kalau saya tidak menemukan hal itu dengan mudah - saya harus menggunakan seluruh kesadaran saya sekaligus untuk menemukannya. Jadi untuk saat ini ada baiknya tetap menjalani hubungan, tanpa kekhawatiran kalau terjadi sesuatu di luar kendali.
Bagaimanapun juga ini adalah pengalaman baru baginya, dan membuatnya percaya kalau dia bisa menentukan batasan-batasan dirinya, berbicara tentang subjek masalah, dan lebih waspada terhadap apa yang disebut 'aspek erotis' dalam suatu hubungan, tanpa menimbulkan masalah.
Teori Gestalt menekankan pada kebenaran, dan itulah yang digunakan dalam proses meningkatkan kesadaran dan membawanya ke dalam suatu hubungan.
Saya menunjukkan padanya bahwa meskipun saya adalah seorang ahli terapi dan guru, saya tetaplah seorang pria. Dia bilang, ya, tapi saya rasa anda bukan tipe pria yang saya takutkan.
Saya terfokus untuk membawa masalah ini ke dalam suatu hubungan. Saya ingin menggunakan diri saya sendiri sebagai instrumen dalam proses untuk mencapai kesadaran yang lebih baik dan mengembangkan pengalaman dalam hubungan.
Saya mengatakan kalau saya seorang pria, agar bisa melihat responnya.
Dia bilang kalau dia merasa takut. Karena mungkin saja saya bisa menemukan daya tarik dalam dirinya.
Apa yang salah dengan hal itu?
Karena saya mungkin saja akan jatuh cinta padanya, dan itu akan menyebabkan situasi rumit yang tidak dia inginkan.
Jadi saya memintanya untuk mengatakan ini secara langsung pada saya 'saya tidak ingin anda jatuh cinta pada saya, saya tidak siap untuk hal itu'.
Dia merasa lebih baik setelah menyatakan hal itu sebagai batasan dirinya.
Lalu saya menceritakan pengalaman saya. Saya bilang - Saya juga tidak ingin jatuh cinta dengan anda. Saya menemukan hal menarik dari anda, dan hal itu berada dalam batasan diri anda dan juga saya.
Lalu saat kami bercakap-cakap, saya mengatakan tentang bagaimana saya menemukan sisi menarik dari dirinya, dan seperti apa pandangannya tentang sisi menarik tersebut. Dia ingin mendapat perhatian, tapi di saat yang sama juga merasa takut.
Jadi saya mencoba untuk menjelajahi masalah ini dengan cara yang lebih aman, agar dia bisa mendapatkan pengalaman ketika mengalami hal yang baik, pengalaman ketika mampu menemukan batasan-batasan dirinya lalu menunjukkan batasan-batasan tersebut, dan pengalaman yang berkaitan dengan daya tarik dirinya.
Dia merasa malu pada beberapa bagian dalam diskusi ini, jadi saya merubah arah pembicaraan agar terfokus pada saya, dan pengalaman saya. Saya bilang kalau saya tidak menemukan hal itu dengan mudah - saya harus menggunakan seluruh kesadaran saya sekaligus untuk menemukannya. Jadi untuk saat ini ada baiknya tetap menjalani hubungan, tanpa kekhawatiran kalau terjadi sesuatu di luar kendali.
Bagaimanapun juga ini adalah pengalaman baru baginya, dan membuatnya percaya kalau dia bisa menentukan batasan-batasan dirinya, berbicara tentang subjek masalah, dan lebih waspada terhadap apa yang disebut 'aspek erotis' dalam suatu hubungan, tanpa menimbulkan masalah.
Teori Gestalt menekankan pada kebenaran, dan itulah yang digunakan dalam proses meningkatkan kesadaran dan membawanya ke dalam suatu hubungan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar